Beranda / Tekno
Hubungan HAARP dan gempa Turki Kemarin: Apa yang Terjadi?
tekno.terasjakarta.id - Jumat, 10 Februari 2023 | 17:14 WIB
Penulis : Riza Alamas
Editor : Riza Alamas
JAKARTA, TERASJAKARTA.ID-- Gempa besar yang terjadi di Turki kemarin memicu banyak spekulasi dan teori konspirasi termasuk dihubungkan dengan teknologi HAARP AS.
Namun, ada teori yang menyatakan bahwa gempa bumi di Turki mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga oleh program pemerintah AS.
Salah satu teori yang paling sering dikemukakan adalah bahwa gempa tersebut disebabkan oleh High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP), sebuah program penelitian atmosfer Amerika Serikat.
Baca Juga : Smart Board Murah vs Proyektor: Mana yang Lebih Baik? Kenali Kelebihan dan Kekurangannya
HAARP adalah proyek bersama Angkatan Udara AS (USAF) dan Angkatan Laut AS pada tahun 1993 yang kemudian dialihkan ke Universitas Alaska Fairbanks (UAF) pada tahun 2015.
Dalam sebuah postingan di Facebook, terungkap bahwa riset HAARP bisa mengendalikan cuaca di Bumi dengan menggunakan partikel logam bergetar di lapisan atmosfer dengan menggunakan gelombang radio.
Namun, apakah benar ada hubungan antara HAARP dan gempa Turki kemarin? Marilah kita lihat fakta dan data yang tersedia untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Sejarah HAARP
Baca Juga : Mau Sembunyikan Tanda Online dan Status Typing di WhatsApp dari Pasangan? Begini Caranya
HAARP adalah program penelitian atmosfer yang dikembangkan oleh pemerintah Amerika Serikat bersama dengan universitas dan industri.
Tujuan utama program ini adalah untuk memahami dan mempelajari bagaimana ionosfer berfungsi, termasuk bagaimana iklim dan cuaca dipengaruhi oleh ionosfer.
Program ini dimulai pada tahun 1990-an dan beroperasi sejak tahun 1993.
Baca Juga : Layanan Aplikasi Zomato Resmi Berhenti di Indonesia
HAARP memiliki sejumlah antena yang dapat mengirimkan gelombang radio berkuat tinggi ke atmosfer, yang kemudian dapat mempengaruhi ionosfer.
Konsep Dasar HAARP
HAARP berdasarkan pada konsep yang dikenal sebagai ionosferic heating.
Ionosfer adalah lapisan atmosfer yang berada pada ketinggian antara 60-600 km dari permukaan bumi.
Baca Juga : Elon Musk Tawarkan Bantuan Internet Starlink Pasca Gempa Turkiye, Benarkah Ditolak?
Ionosfer terdiri dari ion dan elektron yang dipengaruhi oleh radiasi matahari dan magnet bumi.
HAARP mengirimkan gelombang radio berkuat tinggi ke ionosfer, yang kemudian memanaskan ion dan elektron dalam ionosfer.
Efek dari pemanasan ini adalah perubahan dalam tingkat ion dan elektron, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi cuaca dan iklim.
Baca Juga : Update Gempa Jayapura: 56 Bangunan Rusak, 2.136 Orang Mengungsi, 4 Meninggal Dunia
Hubungan HAARP dan Gempa Turki
Setelah gempa besar yang terjadi di Turki pada tahun 2023 ini, beberapa orang mulai mempertanyakan apakah gempa tersebut disebabkan oleh HAARP.
Teori ini berdasar pada ide bahwa HAARP mampu memanipulasi ionosfer dan menyebabkan gempa.
Meskipun beberapa ahli mempertanyakan validitas teori ini, ada beberapa bukti yang mendukung teori bahwa HAARP berkontribusi pada gempa bumi di Turki.
Baca Juga : 700 Orang Korban Gempa Jayapura Mengungsi di Empat Lokasi
Salah satu bukti ini adalah bahwa beberapa jam sebelum gempa bumi terjadi, sistem komunikasi di Turki mengalami gangguan.
Beberapa ahli menyatakan bahwa gangguan ini mungkin disebabkan oleh sinyal frekuensi tinggi yang dikirim oleh HAARP.
Namun, sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang meyakinkan yang dapat membuktikan teori ini yang membuktikan hubungan antara HAARP dan gempa Turki.
Baca Juga : 5 Gempa Terdahsyat Sepanjang Masa, Indonesia Nomor 3
Gempa adalah fenomena alam yang kompleks dan banyak faktor yang mempengaruhinya.
Pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi dan letusan gunung berapi adalah faktor-faktor yang bisa menghasilkan gempa bumi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News