Beranda / Tekno

Scrolling TikTok 10 Jam Dibayar hingga Rp14 Juta! Tertarik Ikutan?

tekno.terasjakarta.id - Rabu, 24 Mei 2023 | 12:48 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Scrolling TikTok 10 jam bisa menghasilkan cuan hingga Rp14 jutaan? Ubiquitous menawarkan peluang kerja dengan cuma bermodalkan internet sambil rebahan. (Foto: Gettyimages)

Scrolling TikTok 10 jam bisa menghasilkan cuan hingga Rp14 jutaan? Ubiquitous menawarkan peluang kerja dengan cuma bermodalkan internet sambil rebahan. (Foto: Gettyimages)

Penulis : Riza Alamas
Editor : Riza Alamas

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID- Scrolling TikTok bisa mendapatkan uang hingga Rp14 juta? Cuma modal kuota atau Wi-Fi gratisan dan sambil rebahan kamu bisa mendapatkan cuan.

Agensi influencer marketing Ubiquitous menawarkan peluang kerja dengan cuma bermodalkan internet sambil rebahan, dengan memanfaatkan kecintaan masyarakat terhadap aplikasi TikTok.

Ubiquitous membuka pendaftaran TikTok Watching Job 2.0 dengan bayaran hingga 100 dollar AS atau setara Rp1,4 jutaan per jam atau total bayaran mencapai Rp14 jutaan per harinya.

Baca Juga : Mau Ambil Uang di TikTok Money Calculator? Ini Cara Mudahnya!

Bayaran tersebut diberikan Ubiquitous bagi tiga pelamar yang berhasil scrolling TikTok selama 10 jam berturut-turut.

Mengutip dari BusinessInsider pada Rabu, 24 Mei 2023, profesi unik tersebut turut membantu perusahaan membuka tren baru yang muncul.

Bagi masyarakat yang berminat mendapatkan Rp14 jutaan dengan hanya scrolling TikTok 10 jam, bisa mendaftarkan diri dengan cara yang mudah.

Kandidat diminta untuk berlangganan chanel YouTube Ubiquitous dan mengisi formulir yang menjelaskan kenapa kandidat patut mendapatkan pekerjaan itu dalam 50-100 kata.

Baca Juga : Ini Jadwal FYP TikTok untuk Upload Video Biar Cepat Viral

Selain itu, kandidat juga bisa posting dalam sosial media mereka yang berisi materi promosi diri dan men-tag Ubiquitous.

Walaupun tidak wajib, namun Ubiquitous menjelaskan bahwa postingan tersebut dapat meningkatkan kandidat bakal terpilih untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.

Namun, kandidat harus berusia 18 tahun keatas dan memahami TikTok untuk mendapatkan pekerjaan yang ditawarkan Ubiquitous, dengan batas waktu pendaftaran hanya sampai 31 Mei 2023.

Baca Juga : Cara Mengetahui Konten Trending TikTok dan Cara Download Video Tanpa Watermark

Sebelumnya, Ubiquitous juga menawarkan pekerjaan yang serupa, dengan kandidat bisa mendapatkan 50 dollar AS atau setara Rp700 ribuan per jam untuk menghabiskan waktu 12 jam di TikTok.

TikTok dikenal sebagai salah satu aplikasi yang tengah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan mencatatkan basis pengguna mencapai 655,9 juta pengguna hingga tahun 2021.

Bahkan Insider Intelligence memprediksi pengguna TikTok di seluruh dunia bakal mencapai angka satu miliar pada tahun 2025 mendatang.

Bahkan format video TikTok banyak ditiru para pesaingnya di dunia media sosial, seperti Reels di Instagram dan Short Video di YouTube.

Baca Juga : Cara Mudah Download Video TikTok Langsung dan Tanpa Watermark untuk Pengguna Android dan iPhone

Feed STEM, Fitur Feed Terbaru TikTok

Dalam pengembangannya, TikTok juga menhadirkan fitur-fitur yang menarik dalam setiap updatenya, menjadikan pengguna TikTok tidak bosan dengan format yang itu-itu saja.

Seperti baru-baru ini TikTok menyediakan feed atau halaman khusus yang didedikasikan untuk konten terkait sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).

Baca Juga : Download Video TikTok Bebas Watermark via SSSTikTok

Feed STEM akan bisa digunakan dalam waktu dekat, pengguna TikTok di Amerika Serikat akan mulai menerima pembaruan ini.

Feed STEM akan ditempatkan di samping "Following" dan "For You", dan berisi konten-konten yang sedang tren dan dicari oleh para pengguna TikTok yang tertarik dengan sains dan teknologi.

Dengan kehadiran feed STEM, pengguna TikTok dapat melihat dan mempelajari berbagai konten, mulai dari konten sains, teknologi, teknik, hingga matematika tanpa terganggu oleh konten-konten hiburan lainnya.

Feed STEM akan memberikan wadah yang lebih terlihat bagi komunitas TikTok yang tertarik dengan topik tersebut.

Baca Juga : Profil Shou Zi Chew, CEO TikTok yang Muncul di Ancaman Pemblokiran di Amerika Serikat

Sebelumnya, ByteDance, perusahaan induk TikTok, telah melakukan uji coba terbatas melalui "Topic Feed" di beberapa wilayah untuk menarik penggemar game, olahraga, dan subjek umum lainnya.

Kini, dengan pembaruan Feed STEM ini, TikTok semakin mengembangkan inisiatif untuk menawarkan pengalaman yang lebih kaya bagi para penggunanya.

Untuk memastikan bahwa konten-konten yang muncul di feed STEM sesuai dengan topiknya, TikTok akan menambahkan moderasi sebelum video muncul di halaman tersebut.

Baca Juga : Feed STEM, Fitur Feed Terbaru TikTok Khusus untuk Konten Sains dan Teknologi

Hal ini dilakukan untuk menghindari konten-konten yang tidak sesuai dengan tema feed STEM, sehingga pengguna dapat lebih mudah menemukan konten-konten yang mereka cari.

Dalam feed STEM, pengguna dapat menemukan berbagai konten sains dan teknologi yang menarik, seperti eksperimen ilmiah, gadget terbaru, proyek-proyek teknologi, dan banyak lagi.

Dengan begitu, pengguna TikTok dapat memperluas wawasan mereka tentang sains dan teknologi, sekaligus menemukan konten yang lebih sesuai dengan minat mereka.

Dengan feed STEM, pengguna TikTok dapat memperluas wawasan mereka tentang sains dan teknologi sekaligus menemukan konten-konten yang lebih sesuai dengan minat mereka.

Baca Juga : Pemerintah AS Paksa ByteDance Jual TikTok ke Pihaknya, Ancam akan Diblokir

Namun, tidak semua konten dapat masuk ke dalam feed ini, karena harus memenuhi beberapa syarat yang telah ditentukan, seperti melalui kurasi tambahan oleh organisasi mitra.

Dalam memastikan kualitas konten pada feed STEM-nya, TikTok berkolaborasi dengan Common Sense Networks dan Poynter sebagai organisasi mitra yang akan meninjau dan mengukur keakuratan serta relevansi konten.

Konten yang tidak lolos dalam dua tahap pemeriksaan tersebut tidak akan masuk ke dalam feed STEM.

Baca Juga : 8 Negara Blokir TikTok, Siapa Saja dan Apa Alasannya?

Seiring dengan hadirnya feed STEM, TikTok juga berusaha untuk memblokir disinformasi pada platformnya.

Hal ini menjadi penting mengingat topik sains dan kesehatan telah lama dipenuhi dengan disinformasi yang berkembang, terutama sejak awal pandemi.

Melalui kebijakan disinformasi medisnya, TikTok telah melarang konten yang keliru atau menyesatkan seputar COVID-19.

Namun, hingga saat ini, perusahaan belum memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kemungkinan masuknya konten tentang vaksin dan COVID-19 dalam feed STEM.

Baca Juga : AS Kaji Undang-Undang Untuk Mengatur dan Melarang Teknologi Asing Seperti TikTok

Feed STEM diharapkan dapat menciptakan ruang positif untuk belajar bersama, saling menginspirasi, dan bertukar gagasan.

Selain itu, platform juga menilai bahwa feed ini berpotensi menghasilkan keuntungan, karena tagar yang terhubung dengan STEM telah dilihat sebanyak lebih dari 110 miliar kali hingga saat ini.

Namun, untuk memastikan bahwa feed STEM tersebut dapat menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya dan bermanfaat, TikTok perlu terus melakukan pengawasan dan kurasi terhadap konten yang masuk ke dalam feed tersebut.

Hal ini penting agar feed STEM benar-benar dapat memberikan manfaat bagi komunitas sains di TikTok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link